Dalam memilih antara boiler berbahan bakar batubara dan boiler berbahan bakar gas yang cocok untuk Indonesia, sejumlah faktor perlu dipertimbangkan, termasuk sumber daya lokal, dampak lingkungan, biaya operasional, dan kematangan teknologi.
Indonesia merupakan negara dengan cadangan batubara terbesar keempat di dunia, terutama di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Batubara antrasit Indonesia menyumbang 0,36% dari total cadangan, batubara bituminus menyumbang 14,38%, batubara sub-bituminus menyumbang 26,63%, dan lignit menyumbang 58,63%. Sebagian besar batubara Indonesia mempunyai karakteristik kelembaban tinggi, abu rendah, sulfur rendah, dan volatilitas tinggi. Nilai kalor batubara sub-bituminus 5700-7200kkal/kg, kandungan bahan mudah menguap 37%-42,15%, dan kandungan sulfur rendah 0,1%-0,85%; nilai kalor lignit 4345-5830kkal/kg, bahan mudah menguap 24,1%-48,8%, dan belerang 0,1%-0,85%. Nilai kalor lignit 4345-5830kkal/kg, bahan mudah menguap 24,1%-48,8%, dan belerang 0,1%-0,75%.
Dalam memilih antara boiler berbahan bakar batubara dan boiler berbahan bakar gas yang cocok untuk Indonesia, sejumlah faktor perlu dipertimbangkan, termasuk sumber daya lokal, dampak lingkungan, biaya operasional, dan kematangan teknologi. Namun, karakteristik batubara Indonesia (bahan mudah menguap yang tinggi, kadar air yang tinggi, kadar abu yang rendah, dan nilai kalor yang rendah) menjadi tantangan bagi pengoperasian boiler berbahan bakar batubara.
Di sisi lain, boiler berbahan bakar gas banyak digunakan di Indonesia.
Mengingat persyaratan lingkungan dan tren masa depan, boiler berbahan bakar gas mungkin lebih menguntungkan. Meskipun saat ini terdapat tingginya permintaan terhadap boiler berbahan bakar batu bara di Indonesia, boiler berbahan bakar gas mendapatkan perhatian karena emisi polutannya yang lebih rendah seiring dengan meningkatnya kesadaran global terhadap perlindungan lingkungan. Selain itu, pemerintah Indonesia juga mendorong produksi energi ramah lingkungan, yang selanjutnya mendukung prospek pertumbuhan boiler berbahan bakar gas.
Meskipun boiler berbahan bakar batubara memiliki keunggulan dan aplikasi unik di Indonesia, boiler berbahan bakar gas memiliki potensi pengembangan dan kemampuan beradaptasi yang lebih besar di Indonesia dengan mempertimbangkan persyaratan lingkungan dan tren masa depan. Oleh karena itu, dalam jangka panjang, boiler berbahan bakar gas lebih cocok untuk kebutuhan pembangunan Indonesia.